Emas Target $1548 - Barclays

Emas sulit untuk terus melambung di perdagangan Asia, setelah kemarin pimpinan Fed Bernanke mensinyalkan sikap akomodatif terhadap kebijakan moneter dan angka GDP AS yang berada di bawah perkiraan. Standard Bank berpendapat "kenaikan masih kuat",  emas berada di level yang sangat tinggi dan kemungkinanan akan terkoreksi: "Secara fundamental emas kemungkinan akan melemah terlebih dahulu sebelum kembali meroket." Barclays Capital melihat emas menuju target di level $1,548/ons, lalu $1,615/ons. Harga emas telah menembus target di $1,533/ons.

Perak dan emas terlihat berada di level tingginya hari Jumat dan mungkin melanjutkan penguatan seiring dollar AS yang dekat level rendahnya 3 tahun terhadap sekumpulan mata uang terkait keinginan Federal Reserve yang menahan suku bunga dekat nol (0).
Perak nyaris bergerak, bertahan 48.28 per ons, setelah reli ke rekornya di level $49.51 per ons hari Kamis.
Spot emas bertambah 75 sen ke level $1,535.70 per ons setelah menyentuh level tingginya selama ini disekitar $1,538 per ons disesi sebelumnya.
 
Tingginya harga membuat beberapa pbarik terganggung tingkat produksinya, termasuk perusahaan penghasil Eastman Kodak, yang mengatakan hari Kamis, terjadi kenaikan harga bahan mentah, terutama perak, yang berujung pada pendapatan usahanya.

(sumber : monex news)

Minyak Stabil Seiring Perlambatan di AS

Harga minyak mentah yang menjulang akan mengganggu pemulihan ekonomi dunia. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi Arab Saudi selaku eksportir minyak.
Menurut Noe Van Hulst, Sekretaris Jendral International Energy Forum (IEF) bahwa fundamental permintaan dan suplai, dan kapasitas ekstra di pasar, tidak menjustifikasi harga minyak mentah yang tinggi ini.
 
Harga digerakan oleh skenario “hal yang terburuk atau apa yang akan terjadi jika,” yang kemungkinan besar tidak akan terjadi di kemudian hari.
 “Ini waktunya pasar untuk melihat fundamental. Ini saatnya untuk tenang,” kata Van Hulst.
 

Dollar Masih Topang Minyak

Minyak kembali menguat akibat berlanjutnya reli bursa saham dan lemahnya dollar akibat ekspektasi Fed akan tetap pertahankan kebijakan moneter longgar demi topang pemulihan ekonomi AS. Investor kini nantikan data cadangan minyak pada pukul 21.30 WIB dan pernyataan Federal Reserve pada pukul 23.30 WIB demi cari bukti lebih lanjut akan perekonomian konsumen energi terbesar di dunia.

"Investor berhati-hati menjelang pertemuan Fed, namun minyak masih ditopang oleh lemahnya dollar AS," ungkap Serene Lim, analis ANZ. "Minyak mungkin bergerak ranging hingga hasil pertemuan Fed dirilis."

Emas Mencetak Rekor Baru

Emas menyentuh rekor tinggi barunya di hampir $1,530 per ons dan perak melonjak 6% setelah pimpinan Feds memberikan sinyal tidak adanya pengetatan kebijakan moneter lanjutan dari Feds, membawa dollar AS turun ke rendahnya 3 tahun.
Ini adalah rekor ke 8 kalinya untuk emas mencapai rekor tingginya di 9 sesi perdagangan untuk emas, melanjutkan reli bahwa komoditi tersebut telah naik sebanyak $50 per ons sejak 15 April dan sebanyak $200 sejak akhir Januari.
 

Kontrak Minyak Mentah Akhiri Rally 3-hari

Minyak anjlok akibat profit-taking, dengan partisipan pasar menunggu hasil pertemuan Fed di hari Rabu, menurut trader. Trader fokus pada dollar AS dan komentar pimpinan Fed hari Rabu," menurut trader GS Caltex.
Minyak Nymex bulan Juni naik 48 sen menjadi 112.77/bbl dan ICE Brent naik 45 sen menjadi 124.44/bbl. Minyak juga terbebani oleh penguatan  USD di perdagangan Asia. "Penguatan dollar dengan mudah dapat memaksa pelemahan harga minyak," menurut Ritterbusch and Associates. Menurut trader, pasar menunggu pernyataan dari pimpinan Fed untuk dijadikan petunjuk bagi kenaikan suku bunga dan trend pergerakan USD untuk jangka menengah dan panjang.
Ritterbusch memprediksi minyak Nymex akan menyentuh level resistance di $119/barrel.

Kontrak minyak mentah AS turun lebih dari $1 di awal hari Selasa ((26/04) sekaligus menutup penguatan selama 3 hari. Khalid al-Falih, Pimpinan Aramco, mengatakan bahwa Arab Saudi tidak nyaman dengan harga minyak mentah saat ini.“Saya khawatir terhadap dampak lonjakan harga bagi perekonomian global," ujar Falih dalam sebuah pertemuan industri di Seoul. Harga minyak mentah di NYMEX untuk pengiriman bulan Juni turun $1.01 ke level $111.27 per barel.

(sumber : Monex news) 

Dapatkah Emas Kembali ke Atas $1500?

Emas terlepas dari level tinggi pada hari Senin namun masih mempertahankan gain seiring investor yang mencari perlindungan dari inflasi pada logam mulia. Beberapa investor melakukan aksi profit-taking pada emas hari Senin, ucap Bart Melek pada TD Seurities di Toronto. Namun bagaimanapun, fundamental emas masih mengacu untuk berlanjutnya kenaikan, ucapnya.
Harga emas dan komoditas lainnya juga mendapat dorongan naik dari dollar, yang terus melemah pada hari Senin.

Minyak Menguat Terkait Siria dan Yaman

Kontrak minyak mentah AS naik diawal perdagangan hari Senin seiring kekerasan di Siria dan Yaman memanas selama akhir pekan, mendorong ketakutan gangguan persediaan dari Timur Tengah dan Afrika Utara.
Harga minyak mentah NYMEX sendiri untuk pengiriman bukan Juni naik 48 sen di level $112.77 per barel, setelah bertahan kuat 84 sen di level $112.29 minggu lalu.
 
Minyak mentah AS naik hari Kamis dalam perdagangan yang volatile yang terangkat akibat melemahnya dollar AS yang anjlok ke rendahnya sejak 2008.

Emas Terus Jauhi Level $1500, USD Kian Merana

Harga emas terus melaju menjauhi kisaran 1500-an dollar di hari Senin, seiring indeks dollar masih terjebak di kisaran terburuknya sehingga memicu investor untuk membeli emas sebagai peralihan dari mata uang.
Emas menembus ke atas $1,500 per ons untuk pertama kalinya pada hari Rabu minggu lalu, dan terus menunjukkan keperkasaannya bersama dengan aset beresiko lainnya seperti saham dan komoditas akibat kecemasan terhdap inflasi dunia.
 
Harga emas yang terus mengalami rebound terutama disebabkan oleh pelemahan dollar AS yang tajam serta lonjakan harga minyak hingga sampai tercatat di level $113.07 per barel. Selain itu kecemasan terhadap prospek ekonomi AS dan kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi dunia turut mengangkat permintaan Emas dari kawasan Asia.

Wall Street Minggu Ini

Saham blue chip, termasuk perusahaan berorientasi konsumen, harus tunjukkan kemampuan atasi rendahnya pertumbuhan ekonomi negara maju dengan tingkatkan pertumbuhan di pasar negara berkembang jika Wall Street ingin lanjutkan momentum pendapatan minggu ini. Perusahaan seperti Microsoft, PepsiCo, dan Coca-Cola dapat menjadi pilihan jika perusahaan minggu ini dapat buktikan mereka layak untuk dikoleksi ketika publikasi laporan keuangannya.Coca-Cola dijadwalkan rilis laporan keuangan pada 26 April sedangkan Microsoft dan PepsiCo pada 28 April.
Investor tentunya ingin performa stabil negara maju seiring bersiap hadapi konverensi pers Bernanke paska pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu. Pimpinan Fed Bernanke tentunya harus siap berikan jawaban bagaimana outlook kebijakan moneter setelah bank sentral akhiri program pembelian asetnya di akhir bulan Juni.

Minyak Naik Dipengaruhi Risk Appetite

Harga minyak mentah AS melonjak 2.9% pada hari Rabu, dipicu oleh data pemerintah yang menunjukkan penurunan tajam pada persediaan minyak mentah dan produknya, rally pada bursa saham dan pelemahan dollar. Data EIA menunjukkan penurunan pada suplai minyak mentah AS sebanyak 2.32 juta barel minggu lalu dibandingkan perkiraan penambahan sebanyak 1.1 juta barel. Suplai bensin dan minyak hasil distilasi juga berkurang. Harga minyak mentah berjangka menambah gain setelah data dirilis.
"Suplai minyak turun untuk pertama kalinya, ini yang menjadi kejutan bullish," ucap Mike Zarembski, analis OptionsXpress di Chicago. Dollar yang melemah juga mendukung rally minyak karena membuat komoditas yang dinilai oleh dollar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Pasar keuangan kembali reli karena masuknya sentimen selera terhadap resiko setelah data-data ekonomi makro AS dan laporan earning bagus. Sentimen Bullish terbawa hingga pasar Asia pagi ini.
Bagusnya pergerakan Wall Street semalam, penurunan data inventori minyak AS yang di luar perkiraan pasar, membawa harga minyak mentah berjangka melonjak hingga ke level tertingginya pagi ini di $112,46 per barrel.
 
Harga minyak mentah diperkirakan dapat bergerak lebih tinggi lagi hari ini hingga mencapai level $113 per barel, meski harus diwaspadai koreksi menjelang libur paskah. Support terdekat di kisaran $111,60.

(sumber : monex news)

EMAS Berpotensi Lanjut ke $ 1515

Emas mencapai rekor tingginya diatas $1,500 per ons dan minyak naik mendekati $112 per barel bersama melemahnya dollar AS yang memicu minat resiko diantara para investor.
Harga minyak mentah mencapai tingginya dan harga tembaga naik 3% ke level tertingginya dalam 1 minggu.
Emas mencapai rekor tingginya dalam 4 sesi, dengan kontrak futures di New York menguat 0.3% di level $1,498.90 per ons setelah naik ke puncaknya selama ini di $1,506.
Emas telah reli sejak rating dari S7P minggu ini merevisi perkiraan untuk hutang AS menjadi negatif dari stabil. Harga emas terus naik bahkan setelah Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner mengatakan tidak ada resiko untuk AS yang kehilangan rating hutang AAA-nya. 


Dollar Bantu Emas Lewati $1500

Emas tembus level psikologis $1500 akibat melemahnya dollar setelah Standard & Poor's revisi outlook peringkat kredit AS menjadi negatif. Investor cemas dengan krisis utang AS dan Eropa di tengah kekhawatiran restrukturisasi utang Yunani. Yield obligasi pemerintah Yunani bertenor dua tahun capai 20%, level tertinggi sejak 1998.

"Ancaman penurunan peringkat kredit AS oleh S&P berhasil picu reli emas kembali," ungkap Gavin Wendt, direktur MineLife Pty. “Ditambah dengan gejolak utang Eropa dan kekerasan Timur Tengah, maka kondisinya makin kondusif untuk logam mulia.” Harga emas terus meningkat dalam 11 tahun terakhir seiring investor mencari alternatif investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya inflasi.

“Harga emas masih bisa naik untuk beberapa tahun ke depan di tengah meningkatnya ketidakpastian,” ungkap fund manager BlackRock Evy Hambro kepada Bloomberg TV. David Donora, manajer komoditi Threadneedle Asset Management bahkan tidak heran jika emas raih $1800.

(sumber : monex news)

Emas...TEMBUS $ 1500 / ons !!

Harga emas bertahan stabil sedikit dibawah level $1,500 dan perak mencapai tingginya 31 tahun hari Rabu, didukung oleh lemahnya dollar AS dan kekhawatiran krisis hutang Eropa.
Setelah kontrak emas AS mencapai $1,500 di sesi sebelumnya, spot emas diperkirakan akan niak diatas level psikologis, tetapi perdagangan singkat terlihat mulai terjadi.
“Level $1,500 terlihat menjadi batas penguatan alami”, dikatakan Natalie Robertson, seorang commodity strategist dari ANZ.
“Saya tidak melihat harga secara meyakinkan melewati level tersebut di beberapa hari kedepan kecuali adanya sesuatu yang (negatif) yang terjadi, mungkin berkaitan dengan krisis hutang di Eropa. Tetapi kami melihat emas masih berada kuat di level $1,490”.
Lemahnya dollar AS memberik dukungan kepada logam mulia. Dollar indeks yang mengukur pergerakan dollar AS terhadap mata uang rival, melemah menuju rendahnya 16 bulan yang terjadi minggu lalu, setelah Euro dan mata uang komoditi pulih dari aksi jual minggu ini.
Spot emas berhasil menembus level $1,500.20 per ons, setelah naik ke rekornya di $1,499.31 di sesi sebelumnya. Kontrak emas AS naik 0.2% ke level $1,498.60.


Minyak Naik Jelang Data

Harga minyak kembali beranjak naik lebih tinggi pada sesi perdagangan AS hari Selasa seiring aksi protes keras mengguncang Nigeria, yang disertai pelemahan Dollar AS.
Kaum muslim Nigeria utara melancarkan aksi protes untuk menentang kemenangan presiden terpilih Goodluck Jonathan dalam pemilu, aksi tersebut juga telah menyebabkan beberapa orang tewas, menurut laporan berita hari Selasa.
 
Para analis telah menempatkan Nigeria sebagai fokus perhatian yang berpotensi mengganggu pasar minyak mentah dunia seperti halnya Libya, yang mengalami perlambatan produksi di tengah pertempuran yang masih berlangsung di negara Afrika Utara itu.
 

Minyak Abaikan Kecemasan Saudi

Harga minyak tergelincir di sesi London akibat kecemasan tingginya harga akan kurangi permintaan meski Arab Saudi pangkas produksi minyak. “Perekonomian dunia terluka oleh tingginya harga minyak,” ungkap Nobuo Tanaka. Minyak juga tertekan oleh berlanjutnya pengetatan moneter Cina, konsumen minyak terbesar kedua dunia. PBOC kembali naikkan GWM demi redam tekanan inflasi namun kebijakan ini juga dapat kurangi aktivitas ekonomi sehingga kurangi permintaan energi.

Lagi, Emas Ukir Rekor Tinggi Baru!

Harga emas kembali menunjukkan keperkasaannya dengan kembali mengukir rekor tertinggi baru dalam sejarah di hari Senin pada level $1488.50.  
Penguatan ini terutama terkait faktor-faktor kombinasi yaitu pelemahan dollar A.S, kecemasan inflasi dan merebaknya kembali kekhawatiran terhadap masalah krisis hutang di negara-negara zona Euro.
 
Isu krisis hutang ini makin diperparah setelah ada berita penurunan peringkat kredit negara Irlandia oleh pihak Moody's menjadi satu tingkat di atas level 'junk'.
 
Namun faktor utama yang membuat harga emas rebound adalah kakhawatiran terhadap inflasi dunia seperti naiknya angka inflasi produsen Amerika (PPI A.S) dan angka inflasi negara China yang Jumat lalu dirilis di atas ekspektasi. 
 
Pada sesi pagi harga spot emas tercatat $1485.70 setelah sempat menyentuh rekor tinggi $1488.50.

(sumber : monex news)

Naik 3 Hari Beruntun, Minyak Menuju $109

Kontrak minyak mentah Amerika Serikat (AS) menguat untuk hari ke-3 secara beruntun pada  Jumat (15/04). Kenaikan harga didukung oleh pelemahan dollar hingga ke level terendah dalam 16 bulan terakhir. Kisruh negara Libya juga membuat volume persediaan negara-negara OPEC jadi terpangkas.Harga minyak mentah NYMEX untuk bulan Mei naik 61 sen ke level $108.72 per barel. Satu hari sebelumnya, minyak NYMEX naik $1 ke level 108.11. Kontrak komoditi tersebut juga terangkat oleh kabar penutupan unit produksi bensin milik Sunoco Inc, yang menyuplai 335.000 barel per hari. Kebijakan itu diambil menyusul terjadinya kebakaran kecil di kilang Philadelphia.

(sumber : monex news) 

Emas Rebound Karena Faktor Kombinasi

Harga emas kembali bertengger kokoh di harga penguatannya di hari Jumat setelah sempat rebound hingga ke kisaran level $1479 per troy ons.
Penguatan ini terutama terkait faktor-faktor kombinasi yaitu pelemahan dollar A.S, kecemasan inflasi dan merebaknya kembali kekhawatiran terhadap masalah krisis hutang pemerintah Yunani dan Irlandia.
Namun faktor utama yang membuat harga emas rebound adalah kakhawatiran terhadap inflasi seperti naiknya angka inflasi produsen Amerika (PPI A.S) dan angka inflasi negara China yang pagi ini dirilis.  
Menjelang siang harga spot emas tercatat $1473.30 setelah sempat menyentuh rekor tinggi $1479.01.

Emas melonjak ke rekor harga baru pada hari Jumat (15/04) setelah dollar AS turun ke level terendah sejak akhir 2009 terhadap sekumpulan mata uang utama lain. Faktor tersebut juga membawa perak ke level tertinggi sejak 1980. Spot emas naik $3.81 ke level $1,476.71 per ons, setelah mencapai level tinggi $1,479.01 per ons. “Kami melihat emas mencapai level puncak di $1,500 per ons. Kami berpikir akan terus ada penguatan emas dalam waktu dekat, terutama di tengah inflasi dan harga minyak tinggi," dikatakan Natalie Robertson, commodity strategist dari ANZ. Ia juga menambahkan bahwa puncak emas ($1,500) akan tercapai jelang tutup tahun 2011.

(sumber : monex news)

Kuwait Pulihkan Minyak

Harga minyak pulih di tengah kekhawatiran memburuknya perang saudara di Libya dan terganggunya ekspor minyak Kuwait. Pasar sepertinya mulai abaikan keprihatinan IEA dan IMF terhadap outlook permintaan minyak serta rekomendasi Goldman Sachs untuk bukukan profit dari reli minyak belakangan ini.

"Pasar masih merasa bullish, terutama dengan terganggunya pasokan minyak dari Kuwait," ungkap Serene Lim, analis ANZ. "Trader juga terlihat buy on dips." Juru bicara Kuwait, salah satu anggota OPEC, umumkan penghentikan operasi ekspor minyak akibat buruknya cuaca. Nara sumber Reuters juga katakan eksportir minyak Arab Saudi diam-diam memangkas produksi akibat lemahnya permintaan.

Minyak juga masih didukung oleh kerusuhan di Timur Tengah dan Afrika seiring maraknya gelombang pro-demokrasi sementara Libya gagal capai perdamaian yang disponsori Uni Afrika. "Dengan krisis Timur Tengah dan Afrika Utara maka masih ada ruang untuk kenaikan harga minyak lebih lanjut," papar Ben Le Brun, analis CMC Markets.

(sumber : monex news)

Penurunan Komoditas Menyebabkan Kepanikan Investor

Pasar saham global anjlok cukup dalam kemarin diseret oleh kecemasan atas tingginya harga bahan baku material mulai menggerogoti bisnis dan anggaran rumah tangga dan menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi.
 
Minyak mentah anjlok 3.3%, memotori perbalikan arah (reversal) dari reli yang terjadi sebelumnya. Sepanjang minggu ini terpantau minyak telah melemah 5.8%, setelah sempat melonjak ke rekor tertinggi beberapa bulan terakhir ditopang konflik Timur Tengah.
 
Pelemahan Oil terpicu oleh laporan EIA yang mewakili negara konsumen minyak terbesar dunia serta OPEC keduanya menyatakan permintaan telah melemah akibat kenaikan harga yang terlampau tinggi. Kekhawatiran baru atas kontaminasi fasilitas nuklir Fukushima Daiichi turut membebani performa saham.
 

Emas Kembali Menguat, ETF Merosot

Emas melorot tajam hingga ke teritori negatif seiring dengan aksi taking profit para investor setelah reli ke rekor tertingginya.
 
Terpantau kontrak emas berjangka untuk pengantaran bulan Juni diperdagangkan di level $1453.02 atau turun -0.69% sejauh ini. Harga komoditi lainnya di bursa pun turun melemah, minyak mentah anjlok -3.07% ke level $106.51 per barrel.
 
Tekanan di harga minyak serta pelemahan komoditi lainnya seperti tembaga dan palladium menyusutkan minat para investor ke emas. Investasi bersifat spekulatif di komoditas telah mencapai level tertinggi beberapa minggu terakhir ini seiring dengan rangkaian krisis geopolitik di Timur Tengah serta situasi darurat nuklir Jepang.
 

Goldman Sachs Dan IEA Terus Cekik Minyak

Minyak mentah berjangka A.S yang diperdagangkan di bursa NYMEX terus tertekan di kisaran $106 per barel terutama akibat dibebani “warning” dari Goldman Sachs dan pihak International Energy Agency (IEA).
Goldman Sachs memperkirakan minyak mentah bisa jatuh menuju level $105 hingga bulan mendatang, setelah merekomendasikan di hari Senin lalu bahwa pihaknya sudah tidak melakukan perdagangan pada sejumlah komoditas termasuk pada minyak mentah A.S.
Sementara merosotnya harga minyak mentah makin diperparah oleh aksi jual masif setelah pihak International Energy Agency (IEA) menjelaskan bahwa tingginya harga minyak dunia mulai menekan dan menghambat pesatnya laju pertumbuhan ekonomi serta telah mengikis permintaan terhadap bahan bakar.
 

Minyak Jauhi High 2,5-tahun

Kontrak minyak mentah merosot hari Selasa, tetapi masih berkisar disekitar tingginya 2.5 tahun seiring resiko geopolitik naik ditengah ketegangan di Libya,di Yaman dan tertundanya pemilu di Nigeria terus mendukung harga.
Data AS minggu lalu menunjukkan tingkat pengangguran terendah dalam 2 tahun juga mendukung ekspektasi permintaan minyak di AS, mendukung kenaikan harga.
 
Data persediaan pemerintah dan industri minggu sebagai sebuah perkiraan menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1.4 juta, penurunan persediaan bahan bakar bensin sebesar 1.9 juta barel dan kejatuhan persediaan produk distilasi sebesar 200,000 barel, menurut sebuah poll yang dilakukan Reuters. Di NYMEX, harga minyak mentah berada di $108.25 per barel, turun 22 sen.

(sumber : monex news)

Emas , Perak Terkerek Naik Ditengah Kekhawatiran Inflasi

Emas ditutup dekat level $1,432 hari Senin, seiring investor cemasan mengenai inflasi dan pelemahan dollar terhadap euro setelah pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh ECB.

"Emas terangkat oleh naiknya ekspektasi inflasi ditengah kuatnya perekonomian dan tingginya harga minyak. Di lain pihak, kenaikan suku bunga ECB membantu menekan dollar," ucap Bart Melek, kepala strategis komoditas pada TD Bank Financial Group. Emas juga mendapat dorongan naik dari kecemasan beberapa negara di zona Eropa seperti Portugal dan Irlandia yang terbelit masalah hutang pemerintah, dan juga keresahan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kenaikan harga minyak dan bahan pangan juga membantu menambah daya tarik emas sebagai alat lindung inflasi.

Kekhawatiran atas inflasi global terpicu oleh harga minyak mentah dunia yang menyentuh titik tertinggi 2,5 tahun telah mendongkrak permintaan terhadap emas dan terutama perak yang berhasil menyentuh level puncak 31 tahun.
Terpantau harga emas diperdagangkan pada level 1,434.50 atau naik 0.41%, sementara Perak di level 38.42 atau menguat 1.67%.