Waspadai Turunnya Emas

Emas tidak banyak beubah di sesi London. Aksi profit taking cukup marak ketika emas mencoba dekati level psikologis $1500. Namun, berlanjutnya sentimen pelemahan dollar masih dukung pergerakan logam mulia. Meski minutes FOMC tunjukkan Federal Reserve hampir sepakat gunakan instrumen moneter untuk menarik stimulus, namun belum ada indikasi kapan pengetatan akan dimulai; ini tentunya belum cukup untuk bangkitkan penguatan dollar.

"Emas masih mencari alasan untuk lanjutkan penguatan; saat ini logam mulia kekurangan pemicu untuk reli” ungkap Dan Smith, analis Standard Chartered. “Secara keseluruhan, kondisi emas cukup menggembirakan. Emas mungkin telah cetak harga terendahnya, tapi $1.500 tetap menjadi resisten penting," ujar Li Ning, analis Shanghai CIFCO.


Data World Gold Council (WGC) tunjukkan kenaikan 26% investasi emas global menjadi 310,5 ton. Permintaan terhadap logam mulia juga meningkat 11% menjadi 981,3 ton. Investor lebih menyukai emas batangan dan koin emas daripada produk ETF; ini tentunya dapat menjadi alasan berkurangnya dana investasi emas berbasis ETF di kwartal pertama 2011.

Emas melemah akibat ekspektasi berkurangnya tekanan inflasi yang kurangi permintaan terhadap logam mulia sebagai hedging atas kenaikan inflasi. Presiden Fed of St Louis, James Bullard, katakan bank sentral belum akan mengubah kebijakan moneternya sampai akhir tahun, dan turunnya ekspektasi inflasi kurangi kebutuhan untuk mulai menarik stimulus. "Ekspektasi inflasi sedikit mereda belakangan ini," ungkap Dan Smith, analis Standard Chartered. "Emas kini tengah cari alasan lain untuk bisa pecahkan rekor tertingginya. Saat ini, emas kekurangan pemicu untuk reli."

Harga minyak, salah satu faktor inflasi, turun hingga di bawah $100 per barel di sesi New York akibat suramnya outlook permintaan energi dunia. Turunnya harga minyak dapat kurangi tekanan inflasi lebih lanjut. "Emas bergerak searah dengan minyak dan penurunan harga minyak sulitkan pergerakan emas," papar Frank Lesh, trader FuturePath Trading.

World Gold Council atau asosiasi perusahaan-perusahaan penambang emas dunia mengeluarkan laporan trend permintaan emas dunia selama triwulan pertama, mengalami kenaikan 11% year-on-year menjadi 981.3 ton atau setara dengan $43.7 milyar.
 
Mereka juga menambahkan bahwa permintaan masih pesat selama 2011 ini, pada triwulan pertama permintaan investasi datang sebagian besar dari China terutama permintaan terhadap emas batangan, sementara permintaan koin emas lebih besar datang dari Eropa.
 
Investasi terhadap portfolio saham penambang emas atau yang dikenal sebagai ETF malah melemah akibat penurunan harga secara dramatis yang tampak pada triwulan pertama, dimana terjadi penurunan emas sebesar 5%.
 
Namun secara keseluruhan, terutama pada perhiasan, permintaan naik 7%, selain itu bank sentral terindikasi menjadi pembeli utama. Di China sendiri, import emas telah meningkat hingga 200 ton sampai akhir Maret 2011, jika dibandingkan impor China selama 2010 hanya mencapai 260 ton maka permintaan emas di China pada Q1 saja sangat kuat, terutama pada perhiasan seperti emas batang dan koin hal ini terjadi meskipun terjadi pengetatan moneter oleh bank sentral China dalam rangka menjaga tekanan inflasi. 

(sumber : monex news)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar