Minyak Menguat Terkait Siria dan Yaman

Kontrak minyak mentah AS naik diawal perdagangan hari Senin seiring kekerasan di Siria dan Yaman memanas selama akhir pekan, mendorong ketakutan gangguan persediaan dari Timur Tengah dan Afrika Utara.
Harga minyak mentah NYMEX sendiri untuk pengiriman bukan Juni naik 48 sen di level $112.77 per barel, setelah bertahan kuat 84 sen di level $112.29 minggu lalu.
 
Minyak mentah AS naik hari Kamis dalam perdagangan yang volatile yang terangkat akibat melemahnya dollar AS yang anjlok ke rendahnya sejak 2008.


Harga minyak akan kembali menguat akibat ekspektasi berlanjutnya kerusuhan Timur Tengah akan grogoti ekspor di saat Arab Saudi kurangi produksi. Survei Bloomberg tunjukan 15 dari 33 analis proyeksi harga minyak akan naik hingga 21 April. Sembilan responden perkirakan minyak akan turun, namun sembilan analis lainnya prediksi harga minyak tidak akan alami banyak perubahan.

Harga minyak telah menguat 18% tahun ini akibat kecemasan terganggunya supplai seiring menyebarnya kerusuhan dari Tunisia ke Mesir, Libya, Yaman, Bahrain, dan Suriah. Iran mungkin akan bantu Suriah tekan demonstran, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner. Human Rights Watch telah ungkapkan 130 orang tewas dalam aksi penumpasan Suriah.

"Tidak ada tanda perbaikan situasi di Timur Tengah," ungkap Bill O'Grady, pimpinan strategis Confluence Investment Management. "Kondisi Suriah malah benar-benar jelek." Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara produksi 36% minyak dunia dan miliki 61% cadangan minyak, berdasarkan laporan BP Plc.

Arab Saudi, produsen minyak terbesar di OPEC, telah kurangi produksi minyak April sebanyak 300.000 barel per hari, ungkap John Sfakianakis, kepala ekonom Banque Saudi Fransi. "Berita Saudi adalah salah satu kekhawatiran utama," kata O'Grady.
(sumber : monex news)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar