Minyak mentah anjlok 3.3%, memotori perbalikan arah (reversal) dari reli yang terjadi sebelumnya. Sepanjang minggu ini terpantau minyak telah melemah 5.8%, setelah sempat melonjak ke rekor tertinggi beberapa bulan terakhir ditopang konflik Timur Tengah.
Pelemahan Oil terpicu oleh laporan EIA yang mewakili negara konsumen minyak terbesar dunia serta OPEC keduanya menyatakan permintaan telah melemah akibat kenaikan harga yang terlampau tinggi. Kekhawatiran baru atas kontaminasi fasilitas nuklir Fukushima Daiichi turut membebani performa saham.
Potensi pelambatan pertumbuhan global ini terindikasi juga dari proyeksi pertumbuhan GDP AS yang turun ke 1.5% dibanding sebelumnya sebesar 2.1%, bahkan analis Morgan Stanley ikut memangkas prediksi GDP Q1 berdasarkan data terakhir menjadi 1.5% dibanding sebelumnya 1.9%. Goldman Sachs Group Inc, sebagai lembaga investment banking yang paling agresif di sektor komoditi diantara yang lainnya malah merekomendasikan kliennya untuk menjual komoditi yang telah naik tajam dalam beberapa bulan terakhir, dengan alasan target kenaikan telah tercapai lebih awal 8 bulan dibanding perkiraan sebelumnya.
Para investor pun melakukan hal yang sama seperti Goldman Sachs untuk menjual kepemilikan kontrak berjangka komoditinya. OPEC juga melaporkan penurunan pertumbuhan minyak dunia untuk 2011 sebesar 50,000 barrel per hari, sementara penjualan bahan bakar AS anjlok sebesar 1.3% di bulan Januari akibat kendaraan bermotor yang semakin efisien bahan bakar. IEA sendiri masih mengestimasi konsumsi minyak selama 2011 tidak mengalami perubahan, seraya memperingatkan bahwa data awal bulan Januari s.d Februari telah menurunkan pertumbuhan permintaan.
(sumber : monex news)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar